I FAIL IN LOVE SO MUCH...
Begitu banyaknya orang yang datang dan pergi dalam hidup kita. Mencari pasangan hidup memang tidak mudah, ada kalanya kita berusaha begitu keras untuk mendapatkan satu saja yang cocok... Tapi, tidak semudah yang dibayangkan.
Seringkali gagal...
Lalu membandingkan diri dengan orang lain agar mendapat ketenangan. Takut untuk dicela tidak laku...
Apalah itu, sebaiknya anda perlu berkaca pada keadaan yang lain.
Beberapa hari lalu, di rumah saya yang sederhana, datang seorang PRT baru. Usianya baru 18 tahun, 2 tahun lebih muda daripada saya. Tapi dia sudah menikah. (wow!)
Dia asli domisili Bangkalan, Madura. Dia tidak bisa berbahasa jawa, dan agak fasih berbahasa Indonesia. Orangnya masih kekanak- kanakan, tetapi ceria dan selalu bersemangat.
Suatu malam saya berbincang- bincang dengannya, hanya pertanyaan sederhana awalnya. Sekedar intermeso untuk mengakrabkan diri dengannya...
Tapi, yang namanya saja wanita, setiap obrolan ringan pasti pelan- pelan ditarik ke arah obrolan serius yang KEPO sekali.
Aku: Enak ya mbak udah nikah? punya temen berbagi susah-seneng selamanya..
Dia: Enggak dek.
A: kenapa? bukannya kalo nikah itu udah bukan ngomong 'aku' lagi ya? tapi ngomongnya udah 'kita'
D: hehe, tapi aku ndak cinta sama suami aku
A: lo, kenapa nikah? *polos*
D: Ya sejak kecil kan aku sudah nggak punya mak sama pak, cuma tinggal di rumah, nunggu uang dari kakak aku. Paling juga aku di sana kerja apa gitu, dek. Begitu ada suami aku ngelamar, ya aku terima. daripada lama- lama aku jadi beban buat kakak aku.
A: *diem* *speechless*
D: Adek gimana, udah punya pacar?
A: Emh, ehehe.. tapi beda agama
D: Astigfirulloh, kok gitu, dek??
A: ya nggak tau, mbak. kalo cinta itu bisa milih ya?
D: orangnya ganteng, ya dek?
A: agak, sih. tapi yang bikin aku suka bukan gantengnya. tapi pesonanya itu lho. dia itu keliatan cerdas, mbak. agak sombong gitu mukanya.
D: ha?? kok aneh dek?
A: ya gitu deh.. seleraku emang aneh, mbak. hehehe. aku tunjukin fotonya ya? *nunjukin foto di hape*
D: deek! itu ganteng! suami aku nggak ada apa- apanya, dek..
A: amasak? gini sih kalo kataku nggak seberapa ganteng, cuman mempesona aja. manis hehe
D: tapi dek, kenapa kok milih yg beda agama sih? mama papa adek kan sholatnya bagus. jangan dilanjutin lah, dek.
A: Yah, maunya sih gitu.. Tapi hati kok nggak bisa ya, mbak? apa masih belum bisa aja kali, ya?
D: hati apaan, dek? kalo kata mbak sih itu nafsu, bukan hati atau cinta..
A: *diam* *mikir*
D: kalo cinta itu... Eh, mbak ya nggak tau sih kalo cinta itu gimana. mbak aja nggak cinta kok sama suami mbak hehe
A: Ya kenapa dulu mbak nggak deketin cowok lain?
D: emangnya ada pilihan lain buat mbak? mbak ini nggak punya apa- apa. beda sama adek. adek punya mama-papa, uang mereka juga banyak, baju adek banyak, bagus- bagus lagi. adek juga cantik, kerawat. banyak laki yang mau sama adek. kalo mbak? mbak ini nggak punya sapa- sapa, dek. nggak punya duit juga. mau beli ini itu nggak bisa. mau keliatan cantik bisanya pake viva itu aja.. *ketawa*
A: emh ya, tapi kesempatan itu ada kalo mbak nyoba, sih.
D: nyoba apa dek? mbak kan mikir buat makan besok aja kadang sampai nggak bisa tidur. pokoknya hari ini harus kerja harus ada uang, baru bisa tidur malamnya. hehehe...
Yaudahlah, kalo mbak nih udah nggak bisa diapa- apain. adek aja yang sekarang belajar buat milih laki, ya. jangan sampek adek nikah sama laki karena terpaksa kayak mbak. nggak enak juga, dek. kasihan laki mbak, udah berharap mbak cinta sama dia, tapi mbaknya masih belum bisa cinta. hehe
A: ya kalo gitu, mbak belajar mencintai laki mbak, deh. nggak ada kata terlambat mbak buat mencintai orang. sekarang belum bisa cinta, tapi besok siapa tahu bisa cinta, mbak.
D: iya ya, dek. Adek ini kayaknya udah bolak- balik pacaran ya? kok kayaknya paham gitu. kalo mbak sih nggak pernah pacaran dek. sekalinya jadi ya sama laki mbak ini... mbak kan nggak punya apa- apa, jadi nggak mungkin pacaran.
A: masak, mbak? mbak lho manis.
D: adek bisa aja, kan! tapi mbak ini nggak keren dek, nggak ada yang mau.
A: *mbatin* padahal dia manis kok, masak nggak pernah pacaran?
Oke, itu sedikit kutipan dari obrolan kami beberapa hari lalu. Setidaknya aku mulai paham, berapa kalipun gagal dalam mencintai, setidaknya itu terjadi hari ini. Tidak dalam pernikahan nanti.
Tuhan sudah memberikan sebuah porsi cobaan untuk kita lalui sebelum mencapai garis finish. Tuhan ingin agar aku berusaha lebih baik dan selektif lagi dalam menentukan pendamping hidup.
Mungkin Ia sedang memperlihatkan padaku, bahwa pria yang kuinginkan jadi pendamping hidup belum tentu yang terbaik untukku kelak.
Mungkin Ia membiarkanku berkeliaran sesuai dengan keinginanku, begitu aku sudah jatuh, dan menyadari betapa salahnya langkahku, maka Ia akan siap dengan rencana baik untuk membangkitkanku dan saat itulah Ia akan menggelarkan karpet menuju gerbang kebenaranNya.
Saya sih percaya itu :)
Betapapun berat dan sakitnya berkali- kali gagal, setidaknya itu bukan dalam pernikahan. Tuhan sedang menunjukkan pada saya tentang jalan hidup yang sebenarnya.
I'm on it, God :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar